Kepada kamu yang pernah sangat aku sayangi
Akhirnya kita merasa lelah dan
menyerah . huuuft sebelum aku memutuskan menulis kalimat pertama ini aku telah
beberapa kali menghapus kalimat-kalimat sebelumnya. Aku terlalu bingung untuk
memulainya dari mana.
Seharusnya November nanti kita
merayakan 3 tahun kebersamaan kita. Huuuft aku menarik nafas lagi , masih tidak
mempercayai bahwa sudah tidak ada kita , ya Kita telah berakhir. Semuanya
dimulai dengan begitu Indah dan penuh harapan, bahkan aku pernah bermimpi ingin
menghabiskan milyaran detik bersamamu . Huuft aku menarik nafas (lagi) untuk
ketiga kalinya dalam waktu kurang dari 10 menit, aku sungguh tidak mempercayai
Kita telah usai.
Huuuft
Kamu itu pria pertama yang saat
tua nanti ingin kulihat disampingku setiap matahari pagi datang . Namun
kenyataan menjadi berbanding terbalik kamu menjadi pria pertama yang membuat patah hatiku menjadi sedemikian dramatis. Ternyata egoku dan egomu
mengalahkan semua harapan itu. Emosi muda mengalahkan sayang yang dulu kita
sebut sangat dalam .
Saat menulis ini aku baru saja
membersihkan semua hal yang berhubungan denganmu . Aku menghapus foto-foto Kita
, menghapus kontakmu, menghapus semua pesan singkatmu dihandphoneku ,
menyingkirkan barang-barang yang dulu pernah kau hadiah kan padaku. Hahaha
terdengar terlalu kekanak-kanakan mungkin, tapi itulah caraku berpindah darimu.
Walau aku tau dengan melakukan semua ini tidak akan membuat ku tiba-tiba
amnesia dan tidak mengingatmu sama sekalli. Ini hanya cara bodohku untuk
menjadi lupa bahwa aku pernah sangat menyayangimu .
Aku benar-benar ingin mengenangmu
sebagai sesuatu yang baik dihidupku karena masih akan banyak kesempatan ,
setidaknya setahun kedepan bagi kamu dan aku untuk berjumpa dilorong-lorong
koridor dan saaat itu terjadi aku berharap kita masih bisa saling menyapa
sebagai dua orang teman, Saat saling bertukar senyum aku berharap ingatan kita
akan membawa kita pada ingatan lampau yang baik.
Kamu itu pria hebat yang punya
banyak mimpi , tapi kadang menjadi pria menyebalkan yang hanya berteori. Dulu
aku pikir Kita akan menjadi satu kesatuan yang akan saling mendukung dan
membangun mimpi bersama , tapi akhirnya aku harus mengakui bahwa kita telah
kalah dengan keegoisan Kita.
Yang akhirnya pertama mengaku kalah ya itu adalah
aku. Aku mulai merasa bosan dengan rutinitas komunikasi Kita yang semakin
memburuk . aku mulai merasa jenuh dengan kamu yang tidak pernah memahamiku dan
aku pun tau kamu juga mulai merasa lelah belajar mengerti aku.
Ketika akhirnya kamu menyetujui
untuk tidak berjalan beriringan lagi denganku , aku baru sadar menjadi lupa
tentangMu tidak semudah itu . hari-hari pertama tanpa “kita” berjalan dengan
begitu menyebalkan dan sepi . Yang sulit dari perpisahan itu adalah mebiasakan
diri untuk terbiasa dengan kehilangan rutinitas yang telah kita lakukan selama 2 tahun .
Setiap bercerita dengan
orang-orang disekitarku aku menggambarkan diriku seolah-olah sangat tidak
bahagia besama-Mu. Maaf. Padahal harus kusadari saat Kamu membuatku kecewa
mungkin aku telah lebih dulu membuat-mu kecewa , lalu pada akhirnya aku
menangis itu juga salahku , seperti katamu aku terlalu sering menonton drama
romantis dan berharap semua berjalan seindah difilm. Ketika semua tidak
berjalan seperti itu aku marah lalu menangis, iya aku secengeng itu. Aku tidak
bisa mengingkari bahwa aku pernah punya waktu-waktu indah bersama-mu , aku
pernah merasa sangat beruntung menjadi wanita-Mu , dan aku pernah merasa sangat
bahagia disayangi olehmu.
Maaf jika lisanku pernah
mencederai hatimu, maaf jika sikapku pernah melahirkan benci dihatiMu, maaf
jika selama ini aku menjadi wanita menyebalkan yang suka mengomelimu, maaf
jika akhirnya aku menyerah karena ternyata disampingmu melelahkan hahahaha
***
Jika kamu membaca ini yakinlah
aku telah benar-benar lega dan ikhlas bahwa pada akhirnya dua orang egois itu
sungguh sulit untuk dipertemukan disatu titik.
Manusia itu dipertemukan dengan
dua alasan pertama “Mereka dipertemukan lalu akhirnya dipisahkan dan dari
perpisahan itu mereka harus mengambil pelajaran dari waktu yang telah mereka
lalu bersama”. Alasan kedua . “ Mereka dipertemukan untuk menghabiskan sisa
hidup mereka bersama”
Aku pernah berharap kita dipertemukan
dengan alasan yang kedua , tapi nyata yang pertamalah yang menjadi alasan
pertemuan Kita.
Setelah hari ini aku berharap
banyak kebaikan untukmu dan untukku . Aku berharap Kita akan dipertemukan
dengan orang yang benar-benar tepat, aku berharap akan banyak bahagia memeluk Kamu dan aku setelah semua ini. Dan hari ini seperti aku menyakini bahwa aku akan
baik-baik saja tanpa kamu , aku yakin kamu pun akan baik-baik saja tanpa aku
.
Terimakasih telah hadir dihidup
saya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar