Surat untuk Seseorang

Jakarta, 26 november 2012
Kepada kamu yang aku harap mengerti
 09:52 PM


Dear blabla,

Surat ini sungguh bukan aku buat dengan maksud untuk memulai pertikaian baru atau hanya untuk menciptakan marah antara kamu dan aku. Biarkan aku menulis semua ini karena entah mengapa akhir-akhir ini otak aku dan kamu menjadi sulit dipertemukan dititik yang sama. Sungguh jangan mempersalahkan aries yang menaungin kelahiranku untuk kekeras kepalaan yang kumiliki ini toh pada nyata kamu yang terlahir tidak dibawah zodiak itu pun memiliki sikap yang sama kerasnya denganku. Ini sungguh menjadi tidak baik diantara kita yang tidak pernah ada yang mau disalahkan . Lalu kata "mengalah" pun kenapa menjadi haram  untuk kamu dan aku??

Kepada kamu yang aku harap mengerti,......
Aku harus mulai darimana?? ahhh bodoh bukankah sejak tadi aku telah memulai menulis? tapi tunggu aku baru saja memulainya, jadi tolong untuk kali ini tolong jangan hentikan membaca surat tololku ini. Setidaknya kamu tidak akan  melihat wajahku yang menyebalkan dengan membaca surat ini.

Apa aku harus mulai cerita tentang pertemuan pertama kamu dan aku? harus versi darimu atau dariku yang harus kuceritakan??? Karena kita punya versi yang berbeda tentang awal mula pertemuan kita. tapi sepertinya aku tidak akan mulai dari sini. Lalu apa aku harus bercerita saat kita mulai saling berbincang? Bercerita saat kita pertama kali mulai merasa saling nyaman? atau bercerita saat kita pertama kali saling mencemburui? atau justru aku harus mulai bercerita tentang bagaimana pertama kali kita saling memaki??

Ternyata.... sudah cukup banyak cerita tentang kamu dan aku. Lalu sudah berapa detik yang kita punya?? Demi Tuhan jangan tanya jumlahnya padaku, seperti yang kamu tau aku sungguh tidak pandai berhitung.

Selamat malam... aku tau kamu belum terlelap? masih memikirkan pertengkaran kita tadi? Ayolah hidupmu bukan mengenai ku saja, tidurlah lebih awal karena waktu tidur yang cukup itu memberi energi positif untuk beraktivitas keesokan harinya :)

Buat kamu yang aku harap mengerti. ...
Kamu tau?? Aku lelah... Lelah sekali. bahkan ketika malam berganti pagi ketika terjaga dari tidur dan berharap lelah ini hilang, tapi tidak terjadi demikian. lalu  siklusnya terus seperti itu pagi berganti malam,malam berganti pagi dengan harapan yang masih sama lelah ini akan bosan dan pergi. Namun nyata aku tidak cukup kuat... lelah ini mengalahkanku.

Ini tentang mencari bahagia? Tentang saling tertawa setiap waktu? Tentang saling mengerti? atau tentang saling bertahan?

"bersamamu bahagia itu kucari bukan kutemukan"  Apa deretan kata ini menyakitkan hatimu? Jika serangkaian kata itu seutuhnya tentang perasaanku. Aku sungguh munafik karena mengikari bagaimana bahagia pernah dengan sangat sederhana tercipta bersamamu. Yaa bahagia itu sungguh sederhana saat senyum tercipta dengan sendirinya diatas becak tertidur dibahumu dimalam pergantian tahun menyaksikan warna-warni kembang api. Ada banyak cerita lagi tentang bagaimana bahagia itu tercipta dengan sederhana. mencium tanganmu selesai salat pun itu adalah bahagia buatku.Huft akan terlalu panjang surat ini jika harus kutulis semuanyakan??

Huuuuufftttt......
Entahlah aku harus mulai menulis tentang kecewaku tentangmu darimana. Saat aku dapat tiga kecewa darimu mungkin aku telah memberimu lima kecewa. Saat aku membuatmu marah mungkin tanpa aku sadar aku telah terlebih dahulu menanam bibit kecewa itu dihati. Benarkan begitu??

Seseorang hadir dihidup kita dengan dua alasan. Bukankah aku pernah mengatakannya padamu? Pertama Seseorang itu dikirim kehidup kita untuk memberi pelajaran tentang arti hidup ini , kemudian dia harus pergi dari hidup kita. Alasan kedua seseorang itu hadir dihidup kita untuk menemani kita disisa hidup kita. Lalu semua tentang kamu dan aku berasas pada alasan yang mana?

Kepada kamu yang aku harap mengerti.....
Hidup tidak selamanya mengenai bertahan bertahan dan bertahan. Ini sungguh melelahkan. Hidup tidak selamanya tentang pada akhirnya menjadi seperti yang kita mau. Tidak harus berakhir setiap senin dengan orang yang sama setiap pergantian tahun dengan orang yang sama. Untuk beberapa alasan adakalanya kita harus menjadi rela....  belajar memahami, belajar menerima, belajar merelakan untuk benar-benar menjadi hidup atau untuk hanya sekedar memberi izin pada sesesorang untuk merasakan benar-benar hidup.


Kepada kamu yang aku harap mengerti.....
Aku lelah... Boleh aku beristirahat disini? Aku sungguh lelah. Aku ingin menikmati hangatnya mentari itu SENDIRI. Bolehkah?


                                                                                                                              Selamat malam
                                                                                                                           Jakarta 10:56 PM